Saya adalah sebagian orang tua yang memiliki pandangan mempersiapkan anak-anak sebagai warga dunia (global citizen). Kepada anak-anak saya Riska Ekahanindya Dewi dan Rizki Dwianandaputra, setelah mereka menyelesaikan pendidikannya, saya tidak mengharuskan kepada mereka untuk segera kembali ke tanah air. Tetapi saya selalu berpesan, bahwa kalian harus tetap cinta tanah air Indonesia. Secara berseloroh saya katakan kepada mereka, "Kalau kalian sudah benar-benar menyerah, tidak bisa lagi bersaing di luar Indonesia, pulanglah.. nanti ayah akan call teman-teman ayah di Indonesia untuk memberikan pekerjaan yang baik kepada kalian!". Tentu saja, maksud pesan saya adalah memberikan semangat kepada mereka, untuk tidak gampang menyerah dan tidak hanya puas menjadi jago kandang.
Kontribusi kepada bangsa dan negara tidak harus selalu diwujudkan dengan kehadiran secara fisik, kembali ke tanah air dan berkarya di indonesia. Kalaupun ternyata berkarya di luar Indonesia adalah pilihan kalian, itu adalah hal yang terbaik, tidak ada hal yang salah dengan pilihan tersebut. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk membantu Indonesia dari luar.
Saya beruntung akhirnya bisa menemukan beberapa teman-teman dan penggiat komunitas diaspora ini. Mereka adalah warga negara Indonesia yang sangat terdidik, yang memilih untuk berkarya di luar Indonesia. Nasionalisme dan rasa cinta kepada tanah air mereka, tidak kalah dengan para profesional yang berkarya di tanah air.
Tantangannya adalah, bagaimana merubah brain drain menjadi brain gain...! Kita harus bangga memiliki mereka para diaspora.